Anggota Komisi IV DPRD Lombok Timur, Muallani saat memberikan keterangan pada media (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM - Anggota Komisi IV DPRD Lombok Timur, Muallani menyoroti permasalahan pupuk subsidi yang tidak berkesudahan di tengah masyarakat, terlebih lagi saat memasuki musim tanam seperti belakangan ini.
Menurut dia berdasarkan polling yang dilakukan di internal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang menjadi penyebab sengkarut pupuk adalah permainan pengecer.
"Setelah polling yang dilakukan se-Indonesia yang membuat pupuk langka hampir 60 persen karena ulah dari permainan pengecer," katanya. Senin (25/01/2025)
Masih lanjut dia, sejatinya jika tidak ada permainan, tidak akan pernah mengalami kelangkaan. Karena sejatinya kebutuhan pupuk sudah ditentukan melalui data elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang diupdate setiap tahun oleh Dinas Pertanian.
"Tidak boleh ada kelangkaan pupuk sebenarnya, karena setiap petani atau anggota kelompok tani (Gapoktan) sudah ditentukan oleh negara," ungkapnya.
"Tidak boleh jatah kuota pupuk setiap petani itu dijual ke petani yang lain, tapi itu terjadi selama ini," imbuhnya.
Dia pun meminta kepada Dinas Pertanian Lombok Timur untuk melakukan evaluasi total kepada semua pengecer yang ada di Lombok Timur.
"Permasalahan ini ada di pengecer, maka semua pengecer harus dievaluasi oleh Dinas Pertanian," paparnya.
"Bila perlu dibuka kran untuk menambah jumlah pengecer pupuk subsidi, biar alur rantai distribusi pupuk subsidi ini lebih dekat ke petani," sambungnya lagi. (SN/01)
Comments