Pemimpin aliansi oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sekaligus kepala operasi militer Suriah, Abu Muhammad al-Jualani (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM - Pasca tumbangnya rezim diktator Bashar al Assad yang telah mencengkram rakyat Suriah lebih dari 20 tahun pada awal Desember lalu, angin segar untuk keberlangsungan hidup yang damai untuk jutaan masyarakat negeri Syam berhembus kencang.
Mengutip kantor berita negara SANA (24/12) kelompok oposisi yang terdiri dari berbagai faksi-faksi bersenjata itu akhirnya sepakat melakukan rekonsiliasi dengan membubarkan diri dan mendukung pemerintahan baru di bawah pimpinan Abu Muhammad al-Jualani.
"Langkah itu diambil selama pertemuan di Damaskus antara kepala pemerintahan baru Suriah Ahmed al-Sharaa dan perwakilan faksi revolusioner di Suriah," lapor kantor berita negara SANA
Abu Muhammad Al-Julani adalah pemimpin aliansi oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sekaligus kepala operasi militer yang menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Foto-foto yang diterbitkan oleh SANA menunjukkan sejumlah besar pemimpin faksi Suriah menghadiri pertemuan dengan al-Sharaa
Sebelumnya pada Minggu (22/12) Al-Julani menyatakan faksi-faksi tersebut akan mengumumkan pembubaran mereka dan bergabung dengan tentara.
"Selama revolusi, ada banyak kelompok, tetapi itu tidak dapat berlanjut di negara ini. Dalam beberapa hari mendatang, Kementerian Pertahanan akan diumumkan, dan sebuah komite pejabat militer senior akan dibentuk untuk menciptakan tentara masa depan Suriah," kata Jualani.
"Setelah itu, kelompok-kelompok itu akan bubar," imbuh Al-Jualani saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, di Damaskus pada Minggu.
Meski sebagian besar faksi setuju, namun tidak jelas apakah kesepakatan itu mencakup faksi yang dipimpin Kurdi di timur laut Suriah. (SN/01)
Comments