Terlihat korban alami luka bakar cukup serius saat tengah dirawat di Puskesmas Pringgasela (foto/istimewa)


SUARANUSRA.COM - Salah seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pengadangan mengalami luka bakar pada saat melakukan atraksi, ketika mengikuti lomba baris berbaris yang berlangsung di tugu Mopra Kecamatan Pringgasela.


Detik-detik peristiwa itu terekam jelas di video real Facebook berdurasi 36 detik yang diupload akun Rohmiyati Erma pada Jumat (09/08).


Pada unggahan video itu, terlihat sekelompok peserta baris berbaris hendak melakukan atraksi. Salah satu dari regu ini mengeluarkan cairan yang diduga minyak, yang akan digunakan sebagai media atraksi semburan api si acara itu.


Tapi ternyata, aksi itu menjadi petaka, api tersebut dengan cepat menyambar bagian tubuh korban yang mengakibatkan muka dan leher korban mengalami luka bakar cukup serius.


"Sudah sepatutnya kejadian pada siang menjelang sore hari ini menjadi pelajaran buat kita semua para bapak/ibu guru dalam upaya menanam rasa cinta tanah air tanpa harus melupakan etika ketaatan pada kedua orang tua dan guru kita sebagai pelajar," kata Ketua Panitia, H Zulkarnaen. (09/08/2024).


Lanjut dia, di akhir kegiatan, selaku ketua panitia dirinya langsung memimpin rapat evaluasi kegiatan sekaligus pemantapan persiapan untuk kegiatan tingkat pelajar SMA dan umum. "Kami langsung adakan rapat evaluasi, baru setelah itu kita bersama ke puskesmas untuk jenguk korban," katanya.


Masih kata dia, berdasarkan pembicaraannya dengan wali kelas dan Kepala MTs yang siswanya alami luka bakar di Puskesmas Pringgasela, diketahui pleton barisan yang beranggotakan korban, sempat dilarang pihak sekolah untuk melakukan atraksi yang membahayakan, karena tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan panitia.


"Menurut pihak sekolah, siswa tersebut melakukan mogok latihan dan tidak mau ikut lomba," akunya.


Tapi sepertinya siswa tak kalah akal, mereka melanjutkan latihan seperti biasa dan aksinya di akhir kegiatan di luar pengetahuan dan kontrol guru. “Selanjutnya di rumah siswa tersebut dapat mengelabui orang tua bahwa membawa bensin seolah olah perintah guru, walau pada dasarnya orang tua juga sudah melarang,” terang dia menceritakan.


“Kejadian sangat cepat, kami panitia sangat percaya pada peserta berdasar hasil teknikal meeting degan para pembina sebelum lomba dilaksanakan," tandasnya. (SN/02)