Pengamat Politik Universitas Gunung Rinjani, Dr. Muh Saleh (foto/istimewa)



SUARANUSRA.COM - Pengamat Politik Universitas Gunung Rinjani, Muh Saleh menilai jika langkah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) di bawah pimpinan TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani yang mengusung kadernya di Pilkada Lombok Timur bisa mengganggu soliditas Partai Gerindra. Selain itu, langkah itu juga dinilai bisa kontraproduktif bagi NW sendiri.


Seperti diketahui, Partai Gerindra mencalonkan Paslon Haerul Warisin - Edwin Hadiwijaya. Sementara, NW mendukung kadernya TGH Lalu Gde M Khairul Fatihin yang digandeng oleh politisi PKS Suryadi Jaya Purnama. Pasangan ini dikenal sebagai paket SJP-TGF.


Dalam konferensi pers usai pendaftaran di KPU Lombok Timur, TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani menegaskan bahwa pasangan SJP-TGF tidak membawa atribut atau nama Partai Gerindra. Pasangan ini diusung oleh Nahdlatul Wathan (NW) dan Partai PKS.


Meski demikian, Muh Saleh menilai bahwa keputusan PBNW untuk mengusung calon sendiri menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan visi dan misi Partai Gerindra yang tegak lurus dan berpegang pada sistem komando.


"Jika Gerindra merasa terganggu oleh sikap PBNW, dampak politik yang serius bisa muncul. Ada kemungkinan keanggotaan PBNW di Gerindra bisa dicabut, sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk menjadi calon terpilih," kata Saleh. 


"Kecuali jika PBNW mampu menjalin komunikasi yang kuat dengan Gerindra, hal ini mungkin dapat dihindari." tambahnya.


Menurut Saleh, dalam konteks politik, PBNW tampaknya tidak mampu menjelaskan dengan jelas situasi persaingan kekuasaan saat ini.


Gerindra Lombok Timur dan NTB, bersama koalisinya, memiliki target kemenangan dengan berbagai strategi dan kekuatan. "Ini sangat berbahaya bagi NW jika mereka tidak cermat," tegas Saleh.


Lebih jauh dia memandang, PBNW mungkin tergoda oleh situasi politik saat ini. Ada pertimbangan matang dari para penasehatnya karena potensi jumlah pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur mencapai empat hingga lima pasangan.


“Mungkin perhitungan dari para penasehatnya adalah jumlah jamaah NW yang besar dengan komposisi calon ini. Mereka mungkin berpikir dengan konfigurasi ini, mereka bisa menang,” ujarnya.


Tapi kata Saleh, hal itu bisa terwujud apabila solidaritas massa NW solid, situasi bisa berubah, jika hal yang terjadi sebaliknya.


Menjadi catatan kata Saleh adalah pengalaman sebelumnya yang menunjukkan bahwa meski NW mengusung calon, hasilnya tidak selalu sesuai harapan. "Ada yang harus diperhatikan lebih lanjut," ujarnya.


Menurutnya, mestinya saat ini adalah waktu yang tepat bagi NW untuk menikmati kejayaan bersama Gerindra. "Beberapa partai politik pernah berafiliasi dengan NW, namun sekarang semua yang diusung oleh NW berpotensi naik. Namun, jika tidak sejalan dengan Partai Gerindra, keanggotaan mereka bisa saja dicabut dan mereka tidak memenuhi syarat menjadi calon terpilih," lugasnya.


Sosok yang pernah menjabat Ketua KPU Lombok Timur itu juga menilai jika keputusan PBNW tidak hanya mengganggu Partai Gerindra di Lombok Timur, tetapi juga di NTB.


Sebab di saat yang sama, PKS mengusung Dr. Zulkieflimansyah sebagai bakal calon Gubernur NTB, sementara Gerindra mengusung Lalu Muhammad Iqbal.


Meskipun PBNW menyatakan dukungannya pada Iqbal, menurutnya, situasinya akan rumit karena adanya tarik-menarik dengan PKS. "Secara psikologis, ini akan sulit ditentuka," urainya 


Untuk membuktikan kekuatan NW di pentas Pilkada NTB, suara Iqbal di Lombok Timur harus signifikan. Jika tidak, jelas bahwa PKS telah memanfaatkan situasi dan lamgkah politik PBNW. "Saya melihat apa yang dilakukan PBNW ini kontraproduktif," katanya.


Namun, di sisi lain, manuver politik PBNW dengan PKS juga memiliki sisi positif. PKS memiliki manajemen politik yang cukup baik dalam menggerakkan massa. “Jadi pertanyaan utamanya adalah apakah kombinasi keduanya bisa berjalan dengan baik. Kalau bergerak sendiri-sendiri, hasilnya akan kurang optima," paparnya.


Dirinya pun meyakini, dengan gaya politik PKS yang berkolaborasi dengan NW, mereka akan menjadi kekuatan besar dalam Pilkada Lombok Timur.


Hemat dia, Pasangan Suryadi Jaya Purnama dan TGH Lalu Gede Muhammad Khairul Fatihin menjadi kandidat yang sangat diperhitungkan. "Dalam konteks politik, dinamika ini bisa berubah dengan cepat," tutupnya.***