SUARANUSRA.COM – Satu lagi pencapaian apik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R. Soedjono Selong dibawah kepemimpinan dr. HM. Hasbi Santoso, M.Kes yang patut dibanggakan oleh khalayak masyarakat Lombok Timur.

Secara resmi Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan RSUD Soedjono Selong sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan output dari Program Transformasi Kesehatan Kemenkes RI.

Dijelaskan oleh Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Soedjono, dr. Ahmad Bardan Salim, terobosan itu tak lain merupakan upaya pemerintah dalam mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya dalam memperluas layanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) di RSUD, Rumah Sakit TNI/POLRI, dan Rumah Sakit Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.

“Karena kita (RSUD Soedjono, red) telah menjadi bagian dari Sub Sistem Kesehatan Nasional, maka kita sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat harus mampu menangani penyakit yang menjadi penyumbang terbesar kematian,” katanya belum lama ini.

Masih kata dia, sederhananya kebijakan itu bertujuan untuk memperbaiki sistem dan mekanisme rujukan. Dari itu, kualitas dan mutu alat kesehatan, sumber daya manusia dan pelayanan RSUD Soedjono harus mengalami peningkatan signifikan.

“Artinya kita tidak perlu lagi merujuk pasien ke rumah sakit lain, karena kita bisa melakukan penanganan di sini, karena mutu layanan kita sudah memiliki standar untuk melakukan penanganan pada penyakit prioritas nasional,” ungkapnya.

Lanjut dr. Bardan, saat ini Kemenkes RI telah memberikan beberapa alat kesehatan mutakhir ke RSUD Soedjono. Satu diantara alat itu adalah Cathtlab, alat itu dapat memotret gambaran pembuluh darah secara detail guna mendukung tindakan intervensi medis. “Tahun 2023 kemarin oleh Kemenkes kita diberikan Cathtlab senilai Rp15 M, dan kita sudah membangun gedungnya,” paparnya.

Masih sambung dia, selain Cathtlab, Kemenkes RI juga memberikan alat Citi Scan 128 sless yang sangat dibutuhkan untuk penanganan penyakit stroke dan jantung. “Kita juga ditunjang dengan alat Citi Scan 128 sles yang akan mengcover penanganan jantung dan stroke,” imbuhnya.

Lanjut dia, guna optimalisasi alat kesehatan mutakhir itu, maka harus dioperasikan oleh SDM mempuni. Dari itu, pihaknya telah mengirim beberapa tenaga medis untuk mendapatkan pendidikan spesialis di Fakultas Kedokteran terkemuka di Indonesia.

“Contoh penyakit stroke, kita harus memiliki neuro intervensi, jadi disini kita harus punya dokter spesialis syaraf sehingga kita akan sekolahkan lagi atau felosite selama 1 tahun, setelah selesai, baru dia memiliki izin untuk menangani kasus stroke atau mengoperasikan alat Cathlab ini,” paparnya.

Dirinya pun memastikan pihaknya tidak akan menyia-nyiakan alat kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat itu, apalagi dengan alasan SDM.

“Pastinya kami akan terus berusaha untuk melengkapi yang kurang, bahkan kami sudah punya beberapa dokter spesialis yang siap bekerja di RSUD, salah satunya spesialis bedah syaraf, tinggal menunggu waktu saja. Intinya kami akan memberikan yang terbaik untuk masyarakat Lombok Timur,” tandasnya. (SNR)