SUARANUSRA.COM – Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, Drs. HM. Juaini Taofik blusukan ke Pasar Pancor. Kedatangan Pj Bupati ke pasar tersebut dalam rangka launcing Program Silaturahmi untuk Lombok Timur Berkemajuan (SULTan) yang diinisiasinya demi mengendalikan inflasi hingga sampai pada Bulan Ramadhan yang akan datang.
Hal tersebut juga dilakukan, demi menjamin keselarasan laporan yang diterimanya setiap hari dari pasar-pasar yang tersebar di 21 kecamatan di Lombok Timur.
“Tugas dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada kami selaku Pj bupati adalah terus memantau perkembangan harga dalam rangka mengendalikan inflasi. Nah Hari ini saya ngecek apakah sama harga yang dilaporkan dengan harga yang ada di pasar, jadi kan harus kita lihat, kita dengar bahkan, kita belanja sendiri gitu kan,” kata Taofik. Jumat (19/01/2024).
Bahkan, kata dia, semua pejabat struktural yang ada di jajaran pemerintah daerah (Pemda) Lombok Timur juga ikut turun. Kegiatan tersebut akan menjadi kegiatan rutin Pemda Lombok Timur setiap Jumat hingga nanti bulan Ramadhan mendatang.
“Setiap Jumat sampai bulan puasa mungkin kita fokus dulu ke pasar, karena inflasi ini juga sangat ditentukan dengan kecepatan kita mengatasi masalahnya,” jelasnya.
Dicontohkannya, pada bulan November lalu harga beras di Lombok Timur terbilang cukup tinggi, namun setelah dilaksanakannya operasi pasar mulai Desember di minggu kedua harga beras di pasaran berangsur stabil, baik itu harga beras medium maupun premium.
“Bahkan sampai hari ini saya cek harga beras masih diangka Rp14 ribu yang premium yang medium juga Rp11-12 ribu,” katanya.
Artinya lanjut dia, komoditi beras di Lombok Timur sudah aman, namun saat ini yang menjadi PR selanjutnya masih peluktuatif harga bawang merah dan harga bawang putih
“Saya terima misalnya laporan dari kapas pasar dan saya kroscek dengan pedagangnya kemarin harga bawang merahnya sempat dia Rp32 ribu, hari ini ada yang Rp30 ribu,” imbuhnya.
Dia memastikan, harga bawang dipasaran memang dikisaran Rp30 ribu, namun itu masih tergantung kelasnya. Jadi lanjut Taofik, di bawang merah ada beberapa varian, semisal yang super benar itu sampai diangka Rp35-40 ribu. Sedang yang medium masih bertahan diangka Rp25 ribu.
“Jadi kalau yang pukul rata itu kan harga yang standar, standar itu maksudnya yang medium dikisaran harga Rp25ribu,” tuturnya.
Meski demikian, ditegaskannya, inti inflasi itu selama barang ada jumlahnya tidak berkurang lalu daya beli masyarakat itu ada maka tidak akan terjadi inflasi
Sedang, daerah bisa dikatakan inflasi apabila permintaan bertambah sedang supply-nya itu berkurang. “Jadi yang paling poin itu menurut saya harus kita cek ketersediaan pasokan, kita mulai susah itu kalau sudah stok berkurang,” jelasnya.
“Nah ini kan mendekati bulan puasa juga ini sudah posisi Rajab, Sakban, Ramadan ini biasakan peningkatan konsumsi kita tinggi tapi enggak bisa kita langsung berbuat di romadhonnya harus kita ambil langkah-langkah, misalnya kita kroscek di pasaran mungkin ada yang perlu ditambah, bawang misalnya kalau kurang kita datangkan dari jawa, tapi kalau stok kita masih ada di sini ya
ndak usah dulu,” tandasnya. (SNR)
Comments