SUARANUSRA.COM – Pagelaran Pesona Budaya Desa Pengadangan di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur kembali digelar untuk yang ke-6 kalinya. Pada pagelaran kali ini mengangkat ‘Jungkat Sakti’ merupakan salah satu warisan leluhur Desa Pengadangan untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Acara Pesona Budaya tersebut dilaksanakan selama Sepuluh hari sejak 17-27 Desember 2023.

Ketua Panitia Pesona Budaya Desa Pengadangan, Nandur Annasip mengatakan bahwa Jungkat adalah tongkat yang digunakan pada acara besar keagamaan. Jungkat kerap digunakan sebagai tongkat Khotib membaca khotbah Jum’at, kemudian tongkat untuk hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Adapun Jungkat Sakti ini dipegang oleh salah satu keturunan kiyai di Desa Pengadangan dan akan terus dipegang secara turun temurun. Pada Jungkat Sakti ini dikenal dengan Ngusuk Ngasak.

”Ngusuk itu cara membersihkan benda pusaka menggunakan jeruk kusuk ( jeruk nipis, red),” Kata Nandur saat dimintai keterangan awak media, di acara ceremony closing Pesona Budaya Pengadangan ke-VI, Kamis (27/12/2023).

Selain itu, Jungkat Sakti juga merupakan simbol bahwa agama itu harus tegak di dalam diri kita dan tidak boleh di berdirikan miring. Jungkat ini dipercayai jika diberdirikan miring ke salah satu arah maka dapat menimbulkan suatu penyakit terhadap masyarakat.

”Karena kalo dia miring, misalkan ke arah selatan maka masyarakat di selatan akan mencret atau sakit, miring ke utara juga sebaliknya,” ujarnya.

Sehingga agar jungkat ini tetap berdiri tegak dan lurus maka dibuatkan satu tempat yang memungkinkan agar tidak miring. Ngangkat Jungkat ini biasanya digelar setiap bulan sya’ban atau dalam bulan Sasak disebut bulan roah.

Rangkaian acara penutupan Pesona Budaya Desa Pengadangan tersebut berupa prosesi penyambutan tamu menggunakan kesenian tradisional khas ”Doe Pengadangan” seperti Gendang Beleq dari sanggar seni Nini Bini, Timbanuh, dan SDN 5 Pengadangan, Kesenian Rerantok, bahkan Cungklik.

Selanjutnya setelah dilakukan Shalat asar berjamaah oleh para kiyai, tamu undangan dan masyarakat, Kemudian dilakukan memanuang akbar oleh ibu-ibu Desa Pengadangan dari empat arah mata angin. Hingga pada inti acara yang ditunggu yakni diperlihatkannya apa itu Jungkat Sakti dengan rangkaian yang khidmat, kemudian dilanjutkan prosesi Betetulak, hingga mangan begibung (makan bersama, red).

Turut hadir pada event tersebut, Ketua DPRD NTB Hj. Isvie Rupaeda, H. Edwin Sanjaya dan Istri, Pj Bupati Lotim pejabat mewakili, Kadispar Lotim, Ketua FJLT Lotim dan Anggota, tokoh agama, masyarakat dan tamu undangan lainnya. (SNR)