SUARANUSRA.COM – Pembangunan SPAM Selatan mestinya harus melalui proses perencanan yang matang oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Timur dengan lalui tahapan-tahapan panjang.

Dengan tahapan panjang itulah, program ini disetujui dan terealisasi, dengan harapan masyarakat di wilayah Lombok Timur bagian selatan tidak lagi mengalami kekurangan air bersih.

Disisi lain, program SPAM Selatan ini dipandang tidak melalui perencanan matang, karena dalam faktanya di lapangan banyak sekali kerusakan yang terjadi. Padahal pekerjaan sebelumnya baru saja dikerjakan, tapi tidak lama setelah program SPAM Selatan keluar, pekerjaan sebelumnya dirusak.

Terkait itu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Lombok Timur, Amrul Jihadi, menyoroti kerusakan rabat jalan di sepanjang jalan dari Desa Kesik Kecamatan Masbagik sampai ke Desa Gelora Kecamatan Sikur, Lombok Timur yang dirusak, padahal pengerjannya baru-baru ini.

Amrul menilai, itu terjadi karena kurangnya komunikasi dan konsolidasi di internal Dinas PUPR Lombok Timur, antara Bidang Bina Marga dan Cipta Karya.

“Harusnya komunukasi dan konsolidasi lintas bidang di PUPR terjadi, sehingga perencanaanya terintegrasi di dinas itu. Dan tidak terjadi tumpang tindih antara satu dan yang lain, akibatnya hanya masyarakat saja yang jadi korban,” katanya belum lama ini.

Lanjut dia, sejatinya proyek SPAM Pantai Selatan itu sangat bagus. Tapi sangat disayangkan, pekerjaan fasilitas untuk masyarakat yang baru saja selesai dikerjakan, harus dibongkar kembali.

Kata dia, sekalipun diperbaiki kembali, dana perbaikan itu berasal dari satu sumber anggaran, dalam hal ini APBD Lombok Timur. Celakanya tegas dia, itu mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara.

“Akibat dari perencanaan yang tidak terintegrasi ini jelas mengakibatkan kerugian negara. Pertanyaannya siapa yang jadi korban? Dan siapa yang harus bertanggungjawab,” kesal anggota Komisi III DPRD Lombok Timur itu.

Dia mengaku, masalah itu dia suarakan karena dirinya terus menerus dihubungi oleh masyarakat yang mempertanyakan masalah itu. Benar saja, setelah dia pelajari, ternyata ada kesalahan yang cukup fatal dalam pekerjaan itu.

“Masyarakat bertanya, belum genap satu tahun jalan mereka dirabat, ehh sekonyong-konyong dibongkar lagi. Tentu ini masalah, dan masyarakat wajib tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ulasnya.

Atas persoalan itu, salah satu pelaksanaan pada pengerjaan proyek SPAM Pantai Selatan mengatakan pihaknya akan memperbaiki semua bentuk kerusakan akibat dari aktifitas pelaksanaan program pembanguan itu.

Kata dia, poses penggalian yang dilakukan pihaknya sudah mendapat persetujuan dari pihak Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Lombok Timur.

Atas dasar itulah, pihaknya melakukan penggalian di sepanjang pinggir jalan yang sudah dirabat. “Tapi setelah selesai, kami langsung rabat kembali seperti semula,” tuturnya.

Jawaban senada juga disampaikan oleh Bakri, selaku konsultan supervisor proyek itu. “Apapun bentuk kerusakan, kita rekondisi seperti semua,” ucap dia.

Sementara, Kepala Dinas PUPR Lombok Timur, Dewanto Hadi, MT yang coba dihubungi untuk ditanyakan prihal masalah itu melalui aplikasi percakapan. Mantan Kepala Bappeda Lombok Timur itu tak kunjung memberikan tanggapan. (SNR)