SUARANUSRA.COM – Setelah melewati proses panjang, Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) pertama di NTB yang terletak di Kecamatan Masbagik yang dibangun melalui Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) akhirnya diresmikan.

Diyakini, keberadaan APHT akan berdampak besar pada peningkatan DBHCT. Dan secara langsung ataupun tidak akan berkorelasi dengan peningkatan geliat perekonomian daerah, terutama di sekitar wilayah penyangga APHT.

Gubernur NTB, Dr. Zulkifliemansyah dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memberikan sumbangsih nyata dalam pembangunan APHT yang begitu menyita perhatian publik.

Apresiasi itu utamanya ditujukan kepada Pemda Lombok Timur yang terus bahu membahu dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB dalam setiap proses pembangunan APHT itu. Sebab kata dia, APHT merupakan suatu yang mutlak harus ada, untuk memberikan nilai tambah dari produksi tembakau yang begitu tinggi di NTB, khususnya di Lombok Timur.

“Industrialisasi itu adalah hal yang mutlak. Kita tahu bersama proses pembangunan APHT ini tidak mudah, tantangan dan penolakan silih berganti. Tapi percayalah, hanya dengan industrialisasi kita akan mendapat nilai tambah dari berkah tembakau yang begitu tinggi di NTB. Dan Pemda Lombok Timur mengambil jalan perubahan itu,” kata dia. Kamis (14/09/2024).

Masih lanjut dia, sudah saatnya NTB dan Lombok Timur memiliki keberanian untuk berubah menjadi daerah maju. Karena menurut dia, sudah terlalu lama daerah ini tidur dan tertinggal dari daerah lainnya di Indonesia.

Kunci dari perubahan itu tegas dia adalah industrialisasi atau hilirisasi bahan baku alam yang melimpah di NTB, menjadi produk-produk turunan, sehingga kekayaan alam itu akan berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Industrialisai itu bukan teori Gubernur atau Pemprov NTB. Tapi itu adalah keharusan dan jalan terbaik bagi kita untuk menghadirkan kemakmuran dan kesejahtraan bagi masyarakat,” tukasnya.

Senada, Bupati Lombok Timur yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Drs. HM Juani Taofik, M.AP menyatakan jika keberadaan APHT akan berdampak besar bagi daerah, khususnya bagi petani tembakau di Lombok Timur selaku penghasil tembakau terbesar di NTB.

“Pastinya keberadaan APHT ini akan berdampak sangat positif bagi Lombok Timur. Selama ini memang kita menjadi daerah penghasil tembakau terbesar di NTB dengan DBHCT Rp 78,43 M. Setelah APHT ini ada, maka kita juga akan jadi daerah penghasil cukai tembakau, dan secara otomatis DBHCT yang akan kita terima akan jauh lebih besar,” bebernya

Lanjut dia, dengan dana DBHCT Rp78,43 M itu saja, sudah banyak sekali program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas sarana produksi (Saprodi) petani tembakau, dan pembangunan fasilitas umum dilakukan.

Dijabarkan dia, untuk peningkatan kapasitas Saprodi saja di tahun 2022 ini, telah digelontorkan sebanyak 14,8 M DBHCT dan sampai saat ini terus berproses.

“DBHCT juga kita alokasikan untuk pembinaan sosial lingkungan, berupa pemberian bantuan kepada para petani tembakau dan modal UMKM sebesar Rp21,7 M. Dan untuk upaya penegakan hukum dan kampaye gempur rokok ilegal dialokasikan Rp4,6 M,” ujarnya.

Selanjutnya kata Ofik sapaan karibnya,total Rp34,6 M DBHCT juga telah dialokasikan untuk pembangunan RSUD Masbagik yang saat ini tengah terus dikerjakan. “Selain itu DBHCT juga di Lombok Timur kami alokasikan untuk pembayaran BPJS Ketenagakerjaan bagi buruh dan petani tembakau sebesar Rp2,4 M,” ungkapnya.

Dari itu, dirinya mengajak semua pihak untuk mendukung keberadaan APHT. Karena keberadaan APHT itu sangat mendukung agenda pembangunan di Lombok Timur. “Membangun daerah butuh kolaborasi kita bersama, salah satu bentuk kolaborasi itu adalah mendukung keberadaan dari APHT ini,” tandasnya.

Turut hadir dalam acara peresmian itu, unsur Forkopimda Lombok Timur dan Provinsi NTB, Kepala Kantor Bea Cukai Mataram, Kepala OPD Lombok Timur dan Provinsi NTB, tokoh masyarakat, agama dan pemuda Kecamatan Masbagik. (SNR)